Bentar lagi Pemilu nih, masa kampanye terbuka dah selesai. Dan hari minggu kemaren datang sebuah undangan pemilih untuk saya. Saya tercatat sebagai pemilih di tempat orang tua saya tinggal, Marabahan. Padahal saya kan dah hampir 4 tahun ga tinggal di sana lagi, paling ke sana cuma pas hari libur doang. Tapi walau bagaimanapun saya akan tetap tercatat sebagai pemilih tetap di daerah tersebut, soalnya saya kartu identitas saya kan terdaftar untuk daerah tersebut.
Kalau saya sih gampang, dengan jarak cuma 1 jam perjalanan dari Banjarmasin - Marabahan, saya masih bisa pulang kampung untuk ikut mencontreng. Tapi bagaimana coba untuk teman-teman yang jauh merantau ke Banjarmasin untuk kuliah. Bahkan ada yang dari Kaltim. Bakal kerepotan mereka kalau harus bolak-balik untuk mencontreng. Untuk berangkat ke Kaltim saja bahkan bisa memakan waktu 10 jam untuk sampai tujuan. Bagaimana bisa coba bagi mahasiswa yang biasanya sibuk dengan tugas-tugas kampus (apalagi anak arsitektur nih, yang apabila habis midtes tugas sudah mulai bertubi-tubi diberikan) harus bolak-balik hanya untuk mencontreng di kampung halaman. Yang ada dipikiran mereka mungkin hanya perasaan malas kalau pulang hanya untuk mencontreng. Jujur, saya saja malas pulang hanya untuk mencontreng, tapi demi suksesnya Pemilu apa boleh buat, hee... (sok jadi warga negara yang baik).
Lalu bagaimana ya solusinya? Kalau saya sih berfikir kenapa tidak diadakan saja TPS khusus untuk perantauan, khususnya bagi mahasiswa perantauan. Kalau bisa sih di kampus, dengan begitu mahasiswa tidak perlu bingung harus ke mana kalau mau mencontreng. Jadi kalau mau nyontreng tidak perlu jauh-jauh untuk pulang kampung. Hmmm... Mungkin nih ide agak konyol untuk dilaksanakan. Tapi dengan dilaksanakannya ide tersebut mungkin akan menyelamatkan ribuan suara dari seluruh mahasiswa, mahasiswa Unlam khususnya.
Di laksanakan atau tidak pemikiran saya di atas, saya berharap pemilih kali ini bisa menjadi pemilih yang cerdas. Betul -betul memilih orang berkompeten untuk duduk di kursi dewan. Amin...
Salam,
Kalau saya sih gampang, dengan jarak cuma 1 jam perjalanan dari Banjarmasin - Marabahan, saya masih bisa pulang kampung untuk ikut mencontreng. Tapi bagaimana coba untuk teman-teman yang jauh merantau ke Banjarmasin untuk kuliah. Bahkan ada yang dari Kaltim. Bakal kerepotan mereka kalau harus bolak-balik untuk mencontreng. Untuk berangkat ke Kaltim saja bahkan bisa memakan waktu 10 jam untuk sampai tujuan. Bagaimana bisa coba bagi mahasiswa yang biasanya sibuk dengan tugas-tugas kampus (apalagi anak arsitektur nih, yang apabila habis midtes tugas sudah mulai bertubi-tubi diberikan) harus bolak-balik hanya untuk mencontreng di kampung halaman. Yang ada dipikiran mereka mungkin hanya perasaan malas kalau pulang hanya untuk mencontreng. Jujur, saya saja malas pulang hanya untuk mencontreng, tapi demi suksesnya Pemilu apa boleh buat, hee... (sok jadi warga negara yang baik).
Lalu bagaimana ya solusinya? Kalau saya sih berfikir kenapa tidak diadakan saja TPS khusus untuk perantauan, khususnya bagi mahasiswa perantauan. Kalau bisa sih di kampus, dengan begitu mahasiswa tidak perlu bingung harus ke mana kalau mau mencontreng. Jadi kalau mau nyontreng tidak perlu jauh-jauh untuk pulang kampung. Hmmm... Mungkin nih ide agak konyol untuk dilaksanakan. Tapi dengan dilaksanakannya ide tersebut mungkin akan menyelamatkan ribuan suara dari seluruh mahasiswa, mahasiswa Unlam khususnya.
Di laksanakan atau tidak pemikiran saya di atas, saya berharap pemilih kali ini bisa menjadi pemilih yang cerdas. Betul -betul memilih orang berkompeten untuk duduk di kursi dewan. Amin...
Salam,
4 komentar:
Hari Kamis-Minggu besok bukannya kampus libur to rob?Kupikir orang2 perantauan malah pada pulang ke daerahnya masing2 kalo pas ada long weekend kayak gini. :)
Atau sekalian buat KTP Banjarmasin aja biar bisa nyoblos di Banjar, hehe.. lebih efektif Rob..
@Andri: Sudah ditanya-tanya sama kawan satu kampus, rata-rata pada malas pulkam. he..
@Clara: Sudah telat kali ka.
:D :D
NICE BLOG
Posting Komentar